BUKANBIKIN, Mataram – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar Festival Pesona Tambora. Festival ini dibuka Sabtu malam, 9 April 2016, oleh Wakil Gubernur Muhammad Amin dengan memukul rebana di halaman kantor gubernur di Mataram.
Festival tersebut merupakan yang kedua setelah peringatan dua abad meletusnya Gunung Tambora, 11 April 1815. Perayaan yang digelar di Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima itu menyajikan 18 atraksi budaya di lima kabupaten dan kota se-Sumbawa.
“Ini kegiatan budaya melibatkan masyarakat setempat,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Moh Faizal, Sabtu lalu. Puncak acara dijadwalkan dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla jika Presiden Joko Widodo berhalangan hadir pada Sabtu, 16 April 2016.
Kunjungan wisatawan khusus Festival Tambora ini ditargetkan 100 ribu orang. Sebanyak 15 persen di antaranya berasal dari luar NTB. Ini bagian dari target kunjungan wisata 2016 sebanyak tiga juta orang.
Pergelaran seni-budaya meliputi pawai budaya yang digelar di Bima dan Dompu, pacuan kuda khas joki cilik, serta pameran Museum Warisan Budaya Maritim. Juga ada Festival Kopi Tambora, jelajah Tambora, lomba lari lintas Sumbawa 100 kilometer, Sailing Tambora, dan atraksi membakar makanan khas Dompu Puru Timbu sepanjang 1.500 meter. Untuk petualangan, digelar Trail Adventure selama 2 hari.
Kementerian Pariwisata mendukung pembiayaan beberapa atraksi, termasuk tiga seminar pariwisata, yang menghabiskan biaya hingga Rp 4,5 miliar. Sedangkan Pemerintah Provinsi NTB menyediakan Rp 600 juta untuk properti dan kegiatan lokal.
Festival ini digelar untuk memperingati meletusnya Tambora, yang menewaskan 192 ribu penduduk dan melenyapkan tiga kerajaan di lembah Tambora. Kerajaan itu adalah Sanggar, Tambora, dan Pekat. Gunung Tambora, yang semula tingginya 4.200 meter, menjadi lebih rendah, yakni 2.851 meter, setelah letusan. Letusan membuat gelap langit Eropa hingga berbulan-bulan. Dentumannya terdengar hingga ke Bengkulu dan Bangka serta Ternate.
Jagalah Lingkungan Kita 